Semuanya tentang Andrea Gunawan

Untuk alasan apapun, pendidikan seks masih dianggap sebagai hal yang tabu di Indonesia. Orang-orang cenderung menghindar untuk membahas topik ini karena berpikir kalau pendidikan seks sama dengan mendorong seks sebelum menikah pada anak-anak atau remaja meskipun sebenarnya tidak seperti itu. Untungnya ada orang-orang di luar sana yang, apapun yang terjadi, tetap melakukan tugasnya dalam mengedukasi orang-orang tentang kesehatan seksual dan reproduksi dalam rangka melindungi diri mereka sendiri dan orang lain. Salah satu dari mereka adalah Andrea Gunawan.

 

Dikenal sebagai Catwomanizer, aktivis kesehatan seksual dan dating coach Andrea kemungkinan sering muncul di beranda media sosial kalian karena dia sudah mengadvokasi kesadaran akan kesehatan seksual dan hubungan yang sehat dalam sepuluh tahun terakhir. Suaranya, yang bantu mengubah cara orang melihat hubungan dan kesehatan seksual, sungguh kuat untuk 170 ribu pengikutya.

 

Kami duduk bersama Andrea untuk membicarakaan reaksinya tentang RKUHP, self-love, dan love-hate relationship dengan bubble tea.

 

Bisa ceritakan tentang pembawaan yang membentuk Andrea seperti sekearang?

Sebenarnya saya mulai melakukan hal ini di Twitter sejak 2009. Saya secara konsisten berbicara tentang cinta, kencan, seks, dan relationship, tapi lebih banyak tentang hubungan yang sehat dari Twitter. Lalu saya mulai membagikan konten di Instagram pada Maret 2018. Ngomong-ngomong soal latar belakang, saya lulus sebagai sarjana desain. Saya ambil jurusan Desain Komunikasi Visual dulu, tapi selalu tertarik dengan psikologi jadi saya belajar sendiri. Bersyukur juga saya dikelilingi oleh teman-teman yang psikolog, jadi bisa belajar dari mereka.

 

Topik tentang seks dianggap tabu di sini. Bagaimana kondisi tersebut memengaruhi Andrea dalam pendekatan untuk pendidikan seks?

Untungnya, saya sendiri adalah tipe orang yang tidak terlalu peduli akan apa yang dikatakan orang tentang saya. Jika saya percaya pada sesuatu, saya akan membicarakannya dengan brutal dan jujur.

 

Kita setuju kalau pendidikan seks itu penting. Apakah anak-anak perlu diajarkan tentang hal ini sejak dini?

Ya, pendidikan seks harus dimulai sejak dini. Banyak orang berpiir kalau pendidikan seks adalah tentang mendorong seks sebelum menikah yang padahal sebenarnya adalah tentang mengetahui anatomi dan kesehatan reproduksi, menghindari penyakit menular seksual, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dan mengerti akan consent. Itu semua adalah hal yang sering dilupaan orang-orang. Melalui pengertian tentang consent dan batasan, kami harap ini akan mencegah anak-anak dari pelecehan seksual.

 

Bagaimana pandangan Andrea tentang RKUHP tentang sensor terhadap informasi kontrasepsi?*

Sejujurnya saya menolak UU yang menyatakan kalau hanya petugas Keluarga Berencana (KB) atau petugas yang berwenang yang dizinkan untuk mempromosikan, mengiklankan, atau menawarkan alat kontrasepsi. Maksudnya, tidak ada batasan jelas tentang siapa yang berwenang dan yang tidak. Bagaimana dengan aktivis kesehatan seksual seperti saya atau mereka yang bekerja dengan LSM?

 

Di masyarakat, kita punya obrolan tentang program KB yang pesannya harus disebarkan ke tingkatan akar rumput dan kebanyakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu-ibu PKK. Lalu sekarang apa? Siapa yang mereka maksud ‘yang berwenang’? Adakah kesempatan untuk kita daftar sebagai yang berwenang supaya punya izin untuk mensosialisasikan kampanye ini? Saya pikir ini sangat tidak menguntungkan karena sosialisasi alat kontrasepsi penting untuk pencegahan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan.

 

*Ketika artikel ini diterbitkan pada November 2019, DPR sudah setuju untuk menunda pengesahan RKUHP ini

 

Sekarang sudah 10 tahun perjalanan Andrea mengedukasi orang-orang tentang seks di media sosial. Sejauh ini bagaimana feedback yang Andrea dapatkan?

Untungnya saya tidak benar-benar punya haters. Mungkin saja ada satu dari ribuan yang akan mengirim DM dan bilang hal-hal seperti, “Kamu mendorong orang-orang untuk melakukan seks di luar nikah! Itu melawan ajaran agama dan budaya kita!” Tapi lagi-lagi, untungnya untuk saya, tidak banyak yang seperti itu.

 

Malahan, orang-orang jadi semakin sadar dan mengerti tentang pentingnya memiliki perilaku seksual yang bertanggung jawab dan tes penyakit menular seksual serta HIV. Saya dapat banyak pesan begini dari pengikut yang bilang hal-hal seperti, “Cici, karena postingannya, saya memberanikan diri untuk melakukan tes di klinik yang kamu rekomendasikan. Senang banget karena petugas kliniknya tidak menghakimi sama sekali.”

 

Ngomong-ngomong, followers saya adalah tipe orang-orang yang akan membagikan hasil tes merekapadahal saya tidak punya kemampuan untuk membacanyadan mengatakan kalau infeksi mereka bisa disembuhkan dan tidak akan menulari ke partner mereka atau memengaruhi jika nantinya ingin memiliki keturunan. Respons-respons seperti itu selalu membuat saya berpikir, “Oh, saya melakukan sesuatu yang benar!”

 

Sekarang mari bicara tentang self-love. Apa arti sebutan tersebut untuk Andrea?

Mungkin beberapa orang melihat self-love sebagai kegiatan rutinitas skincare, berdandan, merawat kuku dan tubuh, atau menghadiahi diri sendiri dengan makanan. Tapi untuk saya self-love itu tidak hanya sekadar merawat diri. Itu juga tentang memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan, yang termasuk mengatakan kata-kata positif dan juga membuat batasan untuk diri. Ketika bicara tentang menghadiahi diri sendiri dengan makanan, ini agak membingungkan karena bisa saja jatuhnya jadi memanjakan diri sendiri. Maksudnya, self-love dan merawat diri itu bagus, tapi memanjakan diri sendiri tidak.

 

Contohnya, saya sudah berolahraga keras selama seminggu dan di akhir pekan, saya makan apapun yang diinginkan karena ini adalah ‘cheating weekend’. Menurut saya itu menggugurkan tujuan kalian dan memanjakan diri itu melambatkan kemajuan kalian.

 

Tentang bicara hal positif untuk diri sendiri, kita tahu kalau seringnya kita adalah kritikus terburuk untuk diri sendiri. Rasanya seperti setiap lihat cermin, kita akan bilang kepada diri, “Oh, lihat, jerawat! Kulitku sangat jelek! Yah, stretch mark baru!” Intinya adalah kita sangat biasa judes terhadap diri sendiri. Jadi untuk mempraktikkan self-love, kita harus mulai menghormati diri sendiri dahulu baru diikuti yang lainnya.

 

Pernahkan memiliki love-hate relationship dengan makanan?

Tentu saja! Followers saya pasti tahu kalau saya cinta boba. Ketika di Taiwan, saya benar-benar meminum bubble tea setiap hari karena harganya murah, tidak lebih dari 20 ribu rupiah. Saya tahu kalau minuman tersebut tidak sehat dan berlebihan sekali kalau dikonsumsi setiap hari. Bisa-bisa saya terkena diabetes karena kandungan gulanya sangat tinggi! Selain itu, bola-bola tapioka tersebut juga tidak bernutrisi. Jadi kalau tidak mengonsumsinya, kalian tidak akan mati. Hahaha. Saya harus menahan diri jika bicara tentang bubble tea.

 

Ngomong-ngomong, ada sebuah kutipan yang pasti sudah diketahui banyak orang yang mengatakan, “Hal terbaik dalam hidup adalah sesuatu yang akan membuat kalian entah gemuk, mabuk, atau hamil. Hehehe”

 

Adakah nasihat tentang self-love yang bisa dibagikan untuk kami?

Tadi kita sudah membicarakan tentang batasan, yang mau saya katakan adalah lebih baik menjadi single dari pada berada di hubungan yang rumit. Dan mengapa bertahan dengan seseorang yang membuat hidup kalian lebih susah?