Nyalakan Api Kreativitas untuk Rayssa Dynta

Setelah terekpos pada musik sejak usia dini, Rayssa Dynta tahu pasti apa yang ingin dia lakukan–membuat musik. Jika kalian menyukai nada-nada pop-elektro untuk mencerahkan hari, bisa jadi musiknya sesuai untuk kalian. Musik Rayssa sangat menjiwai dan memukai dan liriknya mudah dimengerti namun tidak klise. Itu membuatnya jadi soundtrack yang bagus untuk didengarkan ketika menulis, mengerjakan tugas, atau dalam perjalanan. Baca wawancara kami dengan musisi yang ceria ini lalu langsung ke laman Spotify-nya untuk mendengarkan EP terbarunya, Prolog!

 

Kapan pertama kali Anda tahu kalau ingin bermusik?

Cukup dini. Saya masih balita saat pertama kali menciptakan instrumen musik dan ada rekamannya. Tapi momen saya tahu kalau ingin menjadi musisi adalah sekitar dua tahun sebelum rilis EP. Jadi saya bermusik sambil sekolah. Setelah lulus, saya bekerja kantoran 9-to-5 supaya punya perbandingan antara bekerja reguler dan bermusik. Ternyata saya menikmati punya pekerjaan di bidang musik. Jadi itulah yang saya pilih! 

 

Masih ingat pengalaman manggung pertama?

Manggung pertama adalah ketika masih di sebuah band bersama teman-teman. Kami memainkan lagu-lagu folk/akustik di Bandung dan nggak tahu mengapa ada ribuan orang yang hadir. Itu adalah sebuah permulaan.

 

Bisa ceritakan proses Rayssa menulis lagu?

Tergantung dari mana saya dapat idenya. Seringkali, antara ditulis dulu di rumah atau membuat aransemen musiknya dulu sebelum dibawa pulang ke rumah lalu tulis lagunya.

 

Bagaimana dengan EP Rayssa, Prolog?

Saya tidak bermaksud untuk membuat EP. Tapi karena saya menghabiskan banyak sekali waktu di studio, akhirnya saya bikin juga. Lama-lama, saya punya materi yang cukup untuk dirilis. Jadilah EP-nya diunggah deh.

 

Adakah waktu di mana Rayssa merasa paling kreatif?

Ketika sedang sangat terinspirasi dan dapat menyerap inspirasi yang ditemukan di sekitar saya. Saya tidak suka memaksakan proses kreatif.

 

Sejauh ini Rayssa sudah merilis satu EP dan single baru lain berjudul “Under Cover”. Apakah Anda punya satu trek favorit yang berasal dari pengalaman pribadi?

Saya jarang menulis lagu yang tidak berdasarkan kejadian nyata. Jadi hampir semuanya datang dari pengalaman pribadi. Seperti setiap mendengarkan “Spark”, saya ingat momen ketika menulisnyasaat itu sedang ngabuburit dan nggak tahu apa yang mau dilakukan. Jadilah saya menulis lagu tersebut.

 

Jadi tidak ada favorit dari Prolog?

Prolog adalah soundtrack hidup saya. Jadi… Semuanya. Hahaha.

 

Musik seperti apa yang Rayssa dengarkan?

Saat ini saya sedang mendengarkan banyak musik 80-an, oldies, dan klasik. Salah satu yang saya dengarkan jauh dari pop-elektronik, tapi saya pilih untuk memainkan genre ini karena terasa seperti zona nyaman dalam bermusik.

 

Siapa yang menginspirasi dalam bermusik?

Sepertinya saya mengambil sedikit dari masing-masing yang didengarkan. Beberapa orang membandingkan musik saya dengan sesuatu di antara BANKS, Aliana Baraz, dan musisi lain seperti Billie Eillish. Kalian yang menilai!

 

Apa yang membuat musik Rayssa unik?

Ketika mulai jadi penyanyi, saya pikir belum banyak pennyanyi solo perempuan, khususnya di genre pop-elektronik. Satu-satunya panutan saya saat itu adalah duo pop-elektronik Kimokal [Kimo Rizky dan Kallula Harsynta Esterlita]. Kami juga kebetulan berada di label rekaman yang sama, jadi saya belajar banyak dari mereka.