Kadek Arini dan Harapannya untuk Dunia Pariwisata
Artikel ini awalnya dirilis pada Agustus 2020 di 247 COTTONINK Magazine
Keberadaan pandemi yang merebak sejak awal tahun membuat sebagian besar warga dunia jadi harus berdiam di rumah untuk menghindari penularan yang mungkin terjadi. Tentunya pandemi ini berdampak ke semua orang, karena selain diam di rumah, aktivitas keluar-masuk antar-kota dan antar-negara juga ditutup selama hampir 6 bulan terakhir. Hal ini tentulah berpengaruh pada mereka yang aktivitasnya berhubungan dengan pariwisata. Tak terkecuali Kadek Arini, seorang travel blogger, yang tidak bisa ke mana-mana sejak Maret sehubungan dengan kondisi saat ini.
Sebagai full-time travel blogger, traveling tentu menjadi aktivitas utama yang dilakukan olehnya. Namun dengan keadaan sekarang, Arini harus beradaptasi dengan kegiatan sehari-harinya. Baca percakapan #cottoninkteam dengan perempuan Virgo ini tentang bagaimana menyesuaikan aktivitas sehari-hari selama pandemi, pengalaman uniknya ketika mengunjungi Kirgizstan, dan harapannya jika nanti pandemi berakhir.
Hi Arini apa kabar? Bagaimana kehidupan di rumah sejauh ini?
Pretty depressing, tapi sudah bisa lebih beradaptasi sih. Awal-awalnya kan agak stres gitu karena biasanya gak pernah ada di rumah, sekarang di rumah terus. Tapi untungnya, aku kan mulai tinggal di apartemen ini dari Januari, pas banget gitu sama momennya. Maret datang, mulai pandemi dan stay-at-home, pas banget kami baru pindah dan lagi senang-senangnya dekor. Jadi, ya, gak terlalu masalah, kita bisa tinggal di rumah kita sendiri kan, bisa bebas.
Mulai bulan ke berapa bisa menerima keadaan yang harus diam di rumah dulu selama pandemi berlangsung?
Setelah tiga bulanan sih. Pokoknya dua bulan awal tuh agak kayak merasa aneh. Soalnya kan biasa kerjaan aku traveling, sekarang harus diam di rumah terus. Mana di apartemen juga gak terlalu besar kan dan gak ada taman juga, tamannya cuma di balkon doang.
Sebelum lanjut lebih dalam, bolehkah perkenalkan diri untuk pembaca yang belum kenal siapa Kadek Arini?
Aku Kadek Arini Stepitula Gayatri, tapi biasanya orang kenalnya Kadek Arini. Aku seorang travel blogger, jadi aku nge-blog itu sudah sekitar enam atau tujuh tahun. Punya akun Instagram yang kebanyakan berisi tentang pengalaman traveling aku, bisa cek di Instagram @kadekarini. Jenis traveling-nya kebanyakan solo traveling dan ke tempat-tempat adventure gitu.
Sejak kapan mulai traveling dan apa yang membuat kamu ingin melakukannya?
Sebenarnya dari kuliah. Kebetulan aku kuliahnya di Jogja. Di Jogja itu kan banyak tempat wisata bagus dan untuk mencapainya juga gak jauh. Kayak, ke Solo dekat, terus ke Malang juga cuma lima jam kalau naik kereta dari Jogja, jadi bisa banyak yang dicapai dalam waktu cepat. Nah, dari situ, biasanya setiap weekend aku bikin getaway. Jalan ke Solo atau ke tempat wisata mana gitu. Kebetulan aku juga suka foto kan dari SMA. Ya sudah aku kombinasikan saja. Dari foto-foto itu aku ceritakan tentang apa sih yang aku alami selama perjalanan itu.
Kalau memutuskan untuk jadi travel blogger sebenarnya dulu gak menjadikan itu sebuah pekerjaan sih. Jadi cuma karena aku mau membagikan pengalaman pas traveling saja. Banyak yang tanya bagaimana cara ke tempat yang aku datangi itu dan biayanya berapa. Terus karena banyak yang tanya dan pertanyaannya sama semua, ya sudah, mengapa gak aku tulis di blog saja. Supaya kalau misalkan ada yang tanya, tinggal aku kasih link-nya. Jadinya kan hemat waktu dan hemat energi. Lalu keterusan deh. Sebenarnya lebih menitikberatkan pada kesukaan aku pada fotografi sih. Soalnya kalo dilihat dari jenis tulisan, aku bukan yang ahli atau penulis banget. Tapi cukup menjelaskan pengalaman aku.
Adakah cerita menarik dari tempat yang pernah kamu kunjungi dan tidak terlupakan. Seperti kejadian-kejadian lucu atau sesuatu yang berkesan atau menyentuh gitu?
Sebenarnya semua tempat gak terlupakan sih. Mungkin yang akan aku ingat seumur hidup tuh di 2012 pas pertama kali ke Jepang pakai uang sendiri, pertama kali keliling NTT selama tujuh hari dari hasil tabungan sendiri, lebih yang kayak gitu sih. Ternyata aku bisa nabung sendiri dan bisa traveling ke destinasi impian. Dari situ aku percaya kalau sejauh apapun mimpinya, semua bisa tercapai asalkan kita mau kerja keras dan berusaha untuk mendapatkannya.
Kalau yang lainnya paling kemarin aku sempat ke Kirgizstan. Aku sudah lama ingin sekali ke sana. Tapi kan orang jarang ada yang tahu. Paling biasanya orang tahu Kazakhtan dan tanya apakah itu adalah dua negara yang sama, padahal beda. Kirgizstan itu menurutku sangat-sangat unik karena di sana jarang sekali ada turis, tapi negaranya bagus banget.
Waktu itu kita ke sana seminggu road trip naik mobil dan sempat ditilang juga. Kirgizstan itu bukan negara maju meski ada pengaruh dari Eropa, ternyata di sana polisi suka menilang turis dan kita kena tilang akhirnya. Jadi mereka suka berhentiin orang gitu. Akhirnya kita bayar, aku lupa berapa jumlahnya. Terus di tempat penyewaan mobil, pemiliknya bilang untuk tidak mengacuhkan polisi yang meminta kita berhenti. Aku pikir, sama saja seperti di Indonesia ya, karena sebelumnya kita traveling di negara maju kan, gak pernah menyangka akan ada yang seperti ini.
Sebelum pandemi ini, terakhir traveling ke mana?
Ke Singapura untuk urusan pekerjaan. Sebenarnya itu juga sudah ada pandemi, tapi belum masuk Indonesia karena masuk sini agak telat kan ya. Bahkan di akhir Februari aku masih di Jepang, awal Maret aku di Singapura.
Nah, yang di Jepang itu kan juga urusan pekerjaan, diundang sama pemerintah Jepang. Di sana aku sempat demam karena ikut ski tour. Jadi kita tujuh hari bolak-balik ke tempat ski, ke area dingin, mungkin badannya gak sanggup makanya sempat demam. Terus aku gak boleh pulang kalau belum tes. Waktu itu di Jepang sudah ada kan, sudah mencapai 500 atau 800-an kasus gitu. Makanya aku tes swab di sana. Itu pengalaman yang menarik sih. Aku cuma demam sedikit langsung disuruh tes swab. Untungnya saat itu negatif hasilnya, cuma karena kecapekan saja.
Bagaimana keadaan pandemi seperti sekarang ini berpengaruh pada pekerjaanmu dan bagaimana mengatasinya?
Pastinya berpengaruh banget ke pekerjaan. Apalagi kan tourism paling berdampak saat pandemi ini. Dua bulan pertama tuh pekerjaan jadi sepi banget, soalnya kan aku full-time travel blogger. Dari yang biasanya dalam sebulan bisa ada kerjasama dengan puluhan brand, ini jadi cuma ada satu atau dua tiap bulan. Kayak kaget saja sih, biasanya sibuk jadi harus menunggu pekerjaan. Tapi setelah lewat dua bulan, baru ramai lagi di bulan ketiga.
Selama pandemi, karena kita ragu kalau mau pesan makanan dari luar, akhirnya aku mau gak mau jadi masak di rumah. Makanya sekarang aku jadi bikin brand khusus makanan Bali yang resepnya aku bikin sendiri. Jadi kayak banyak hikmahnya saja sih ternyata di masa pandemi ini. Harus diam di rumah jadi banyak kreasi-kreasi masakan yang aku bikin.
Jadi seperti membuat konten kuliner sebagai alternatif ya?
Lebih ke konten home sih. Home itu kan ada masak juga kan pasti, terus kayak cara simpan makanan di kulkas, cara dekor rumah supaya gak bosan, banyak yang seperti itu lah. Tapi karena aku sering membagikan yang seperti itu jadi bisa kerjasama dengan brand yang menyangkut hal tersebut. Untungnya ada yang seperti itu. Jadi gak selalu tentang traveling.
Menurut Arini, setelah pandemi mereda, travel blogging di waktu mendatang akan jadi seperti apa sih?
Aku punya mindset, “Semuanya pasti akan kembali seperti sediakala, hanya menunggu waktu saja”. Jadi gak terlalu ambil pusing tentang itu. Sekarang kan diberitakan kalau vaksin sebentar lagi akan tersedia, harapannya di akhir tahun sudah ada, jadi awal tahun kemungkinan kita bisa traveling lagi. Dari pihak turisme dan warga lokal sekarang juga mulai bergandengan tangan untuk membangunkan kembali pariwisata. Menurut aku negara tanpa pariwisata tuh tidak mungkin ada karena banyak banget negara yang menggantungkan 80% pemasukannya dari sektor ini.
Jadi mungkin memang ini waktunya istirahat, tapi tetap percaya saja kalau nanti akan ada waktu untuk semuanya kembali ke sedia kala, tidak perlu khawatir soal itu. Tapi di waktu yang sama, sekarang karena kita belum bisa melakukan yang maksimal di bidang tersebut, ada baiknya kita memaksimalkan potensi lain dari diri sendiri. Aku lihat banyak juga teman-teman travel blogger karena harus di rumah, mereka jadi berolahraga, hidup lebih sehat, dan itu juga sesuatu yang bisa dijadikan konten kan. Fokuslah ke hal lain yang bisa kita lakukan secara maksimal untuk sekarang ini.